Sabtu, 22 November 2014

my smile my way!! :D

Istri Nabi Saw, Aisyah, mengungkapkan "Tidak pernah saya melihat Rasulullah tertawa terbahak bahak hingga kelihatan kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum".

(HR.Bukhari, No 4828, Kitab Tafsirul al Quran, Bab Qauluhu ta ala falama ro auhu arridhan)

Senyuman secara tulus mempunyai pengaruh positif tersendiri. Itulah sebabnya, Rasulullah memotivasi kita untuk senantiasa melakukannya. Sabdanya, "Tersenyumlah ketika bertemu dengan saudara kalian dan itu termasuk ibadah:

(HR. At Tirmidzi, No Kitab Al Biri wa shilah. Bab Sana i i al ma'ruf. Hadits ini Shahih dalam Shahih wa dha' if Sunan At Tirmidzi)


Menurut sebuah ungkapan:"Smile is the shortest distance between two people " artinya: senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia.

Jarir bin Abdullah Al Bajli berkata. "Tidaklah Rasulullah melarangku untuk masuk kerumahnya setelah aku minta izin sejak aku masuk islam, dan tidaklah beliau melihatku, kecuali beliau selalu menampakan senyuman di depan wajahku"

(HR. Muslim,  No 6519, Kitab Fadailu As sahabah, Bab Fadail Jarin Abdullah)

Imam Bukhari meriwayatkan dri Abu Hurairah, ia berkata "... selama sehari itu aku duduk sendirian di pinggir jalan, tiba tiba Abu Bakar lewat. Aku bertanya tentang makna sebuah ayat dari Al Qur'an kepadanya dengan harapan dia mau menemaniku. Namun ia terus berlalu dan tidak melakukan apa yang kuharapkan. Selanjutnya Rasulullah Saw tersenyum ketika menandangku dan mengetahui apa yang ada pada diriku serta wajahku.
" Hai Abu Hurairah!" sapa beliau
"Labaik wahai Rasulullah" jawabku.
 Senyuman Rasul dalam riwayat ini tentu saja bukan mengekspresikan Abu Hurairah dalam keadaan lapar. Beliau tersenyum karena terkesan dengan kesabaran sahabatnya itu.

(HR. Bukhari, No 6452, Kitab Ar Riqaq. Bab Kaifa kana Aisyu An Nabiyi)


Jadi tersenyumlah ! Rasul kembali mengingatkan, "Jangan meremehkan kebaikan, walau sekedar menyambut kawan dengan memperlihatkan wajah yang ceria/ tersenyum"

(HR. Muslim, No 6857, Kitab Al Biri wa shilah wal adab, Bab istihbab thalaqatul wajhi)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda